Pada hari Selasa 14 Oktober 2008 malam (jam 19.45) umat kring St. Yohanes Minas mengadakan Doa Rosario bersama di rumah bapak Rio Situmorang di pasar bawah Minas. Doa Rosario ini sekaligus sebagai ucapan syukur kepada Tuhan atas kelahiran anak pak Situmorang yang kelima (seorang bayi mungil perempuan). Ada sekitar 40 an orang yang hadir, terdiri dari sekitar 25 an orang dewasa (bapak-ibu) dan sekitar 15 an anak-anak. Dari dalam komplek CPI yang hadir adalah pak Tjoanto, mbak Nana Carlo, mas Anton Dwi Arinto bersama putranya yang ganteng Aristo, mas Gunawan, mas Andi Wirawan, mbak Inung dan mas Widi. Sebagai pemimpin Doa Rosario adalah mas Andi Wirawan.
Acara dibuka dengan lagu pembukaan dari buku Madah Bakti yang dipimpin oleh ibu Mesty diiringi gitar mas Widi, kemudian dilanjutkan dengan Rosario Peristiwa Sedih, Litani Maria Penolong Kita, Doa Umat, Mohon Berkat Tuhan dan diakhiri dengan Lagu Penutup. Pada saat doa dimulai lampu PLN sempat mati, sehingga dipakai lampu lilin dan lampu baterei charge, tetapi di tengah-tengah doa lampu PLN menyala lagi.
Setelah Doa Rosario selesai, acara dilanjutkan dengan ngobrol santai sambil menikmati hidangan roti kukus bikinan mbak Inung dan makanan kecil lainnya yang disediakan oleh tuan rumah. Sementara para orang tua pada asyik ngobrol, mas Widi mengajak anak-anak main game angka. Terlihat anak-anak sangat menikmati permainan tersebut dan nampak terkagum-kagum tidak habis pikir kenapa beberapa anak dengan angka pilihan masing-masing setelah melalui suatu urutan perhitungan seperti yang didiktekan oleh mas Widi akhirnya bisa menghasilkan angka yang sama untuk semua anak.
Acara doa dan ngobrol selesai sekitar jam 21.00. Semua yang hadir saling bersalaman satu sama lain dan mohon pamit kepada tuan rumah untuk pulang ke rumah masing-masing. Di luar rumah langit nampak gelap, kami beriringan berjalan menuju ke tempat kami memarkir mobil melalui jalan tanah yang hanya diterangi sorot lampu senter yang di bawa oleh mbak Inung. Di kejauhan terdengar suara nyanyian sekelompok orang yang masih santai duduk-duduk di depan rumahnya, diringi petikan gitar yang dimainkan oleh salah seorang di antara mereka. Mobil Kijang biru bergerak meluncur menuju komplek CPI membawa hati kami masing-masing yang terasa ringan dan penuh berkah.
1 comment:
Pakai lampu mati segala, waaa sudah berangkat dan pulangnya kaya jalan salib, lampu mati... tapi Tuhan pasti dengar doa Mas dan umat Minas semua. Kisah perjuangannya membuat kita jadi makin semangat
Post a Comment