Tomi hari ini menerima komuni pertama, tapi dia bimbang kenapa kok tidak ada pengaruh di dirinya. Mau tanya Pastur Nattye, Pastur sibuk, ia tergesa pergi ke stasi lain. Tanya para gurunya, semua kelihatan terlalu bahagia, dia tak ingin merusak hari itu akhirnya dia bertanya pada ibunya, ibunya menjadi terharu atas pertanyaannya yang polos. Ibu itu jadi ingat peristiwa kematian ayahnya, seandainya Pak Joseph masih hidup, tentulah dia yang akan menerangkan pada putra tunggal mereka.
Ibu Martha menghela nafas kemudian membisikkan sesuatu pada Tomi.
Tomi tersadar dari bimbangnya, bahkan dia kemudian makin bersyukur
atas apa yang telah diterimanya hari itu.
Dia jadi makin tahu bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan dirinya.
Apa yang dibisikkan Ibu Martha?
Apakah sudah kita temukan dalam persiapan komuni pertama 2009?
Pagi itu mereka berdua gelisah, tidak ada uang pada mereka untuk iuran perayaan, sebetulnya tidak bayar juga tidak apa-apa, tapi hari ini begitu istimewa, jangan sampai ada yang mengurangi keistimewaannya dengan tidak ikut berkontribusi.
Tidak disangka-sangka pelanggan yang suka ngemplang datang, Mak Aming membayar hutang di warung mereka, pertama kali sejak dua bulan ini.
Saat mau berangkat motor tua peninggalan Pak Joseph tidak mau menyala mesinnya, hampir habis hati Ibu Martha, tapi ada Bang Tigor yang membantu bersihkan busi
dan motor mau menyala. Tiba di perempatan minyak habis dan belum ada penjual minyak yang buka, untung ada Uda Buyung yang membantu meminjamkan minyak dari mobilnya ke motor mereka, perjalanan ke gereja St. Lusia dlanjutkan lagi.
Tiba di gereja ternyata belum terlambat, misa ternyata diundur 5 menit, karena teman-teman meminta pastor untuk menanti Tomi.
Pastor walau nanti masih harus bertugas di stasi lain memutuskan untuk menunggu juga, supaya lengkap jumlah anak-anak yang menerima Komuni Pertama hari ini, 22 orang.
Teman2 Tomi, Aristo, Priyo, Dede, Alexis dan Indra, lalu berkumpul, cerita tentang hal ini pada Tomi sebelum misa. Teman-teman yang putri,Febby, Renya, Desi, Theresia Evalina, Uli, Ayu, Magda, Merry, Warna, Warni, Stevani, Sri, Elsa, Theresia, Maria, Noni dan ada teman dari Perawang, Anastasia. Semua sudah siap berbaris mengenakan baju putih-putih dengan hiasan kepala yang indah. Ibu-ibu Wk, memasangkan dasi kupu-kupu ke leher Tomi.
Ibu martha mengulang semua kejadian itu pada Tomi dan menjelaskan mengapa semua orang begitu baik bagi mereka teristimewa hari itu.
Baju dan penampilan Tomi boleh jadi istimewa dan membuat orang berpikir tentu hari ini adalah hari yang penting bagi Tomi. Mereka jadi tak segan-segan menolong ibu dan anak itu. Tapi Bu Martha membisikkan hal yang sama sekali lain, Ibu Martha mengajak Tomi untuk memahami rangkaian peristiwa itu dalam iman pada Tuhan Yesus.
Kita mungkin susah untuk melakukan, mengusahakan atau mengalami suatu keselamatan sendiri namun bersama dengan sesama hal tersebut menjadi lebih mudah. Bahkan Tuhan Yesus pun mencontohkan hal yang indah itu di sakramen komuni. Bukankah tidak ada Ibadat kalau hanya seorang saja yang hadir, seharusnyalah kita makin memahami kalau keselamatan itu diupayakan bersama.
Sebentar, dalam daftar penerima Komuni mengapa tidak ada nama Tomi, ah, di manakah dia. Foto-foto peristiwa ini dapat ditemukan di tautan berikut. Dan di tautan yang ini juga. Adakah Tomi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment