Tuesday, March 31, 2009

Menunggu Paskah (II)


Setelah Minggu Palma, kita memasuki pekan suci. Menjelang puncak dari semua persiapan dan ibadat selama berhari-hari. Jalan Salib, pertemuan APP, pantang, puasa, dan akhirnya ? Sudahkah kita siap .....

KAMIS PUTIH
Tuhan juga pernah mengadakan acara perpisahan. Perpisahan-Nya kali ini, dibayangi dengan maut yang menunggu-Nya di Kalvari. Pada malam itu, terjadilah Perjamuan Terakhir, atau ‘Kamis Putih’. Saat terjadi Perjanjian Agung antara Tuhan dan umat manusa. Tubuhnya dikorbankan dan darah-Nya dicurahkan untuk menebus umat manusia.
Lihatlah! Sang Guru itu membasuh kaki para murid-Nya. Ia merendahkan diri hadapan murid-Nya sendiri. Itulah perbuatan kasih yang Ia ajarkan. Bahwa menjadi pemimpin, berarti rela untuk menjadi pelayan.

Malam yang membahagiakan, sekaligus malam yang mengharukan. Jantung para murid berdegup kencang, tidak kuasa menahan hentakan cinta kasih yang diperbuat Tuhan. Di malam ini, semua Gereja Allah yang tersebar di seluruh penjuru dunia, bersama-sama merayakan peristiwa luhur Perjamuan Terakhir dengan satu ujud: pengenangan akan kasih Kristus yang tiada batasnya. Kerelaan-Nya akan siap dilakukannya untuk kita di kayu salib.

Dilanjutkan acara Tuguran, atau Berjaga di waktu Malam, kita diajak untuk turut serta mengenangkan bahkan masuk dalam penghayatan pergumulan pribadi Yesus di saat penentuan-Nya yang berat. Sisi pribadi ketuhanan-Nya sebagai Allah Putra, tidak melihat kematian sebagai hal yang luar biasa, tapi sebagai seorang manusia biasa, Yesus, putra sang tukang kayu Yosef dan Maria, saat itu digoda untuk menghindari mereguk ’piala kesengsaraan’. Pilihan yang diambil Yesus ternyata justru mengorbankan dirinya sebagai manusia dan merintis jalan baru. Jalan keselamatan untuk kita semua. Jika Tuhan sendiri rela dengan rendah hati mau menyelesaikan masalah umat-Nya, bagaimana kita?

Misa Pekan Suci Kamis Putih Kamis, 09 April 2009 pukul 19:00 (Misa dengan acara Pembasuhan kaki)
Malam Tuguran Kamis, 09 April 2009 pukul 21.00 (Doa, Renungan)

JUMAT AGUNG
Pemandangan yang sangat keji... Yang tidak bersalah, namun menerima hukuman mati. Di balik penderitaan-Nya Ia tidak melawan dengan umpatan atau cacian, bahkan Ia tidak memper-hitungkan jasa-jasa-Nya terhadap rakyat Israel yang disembuhkan-Nya, diberi-kan-Nya makan dan dibantu-Nya.
Masih adakah yang sadar di bukit itu? Dia yang tersalib itu Tuhan! Adakah yang peduli pada-Nya? Dia mengorban-kan diri untuk kita. Untuk dosa-dosa yang telah membawa maut bagi dunia.
Namun, lihatlah… Siksa keji tidak mem-buat-Nya goyah, Dia tetap diam, seakan-akan memang orang yang bersalah yang pasrah dengan nasibnya.
Masihkah kita mau menghitung dosa-dosa kita yang membuat-Nya sengsara? Dia ditampar untuk setiap dosa kita yang menyinggung orang lain dan lupa berbuat baik. Dia dipukuli karena kita suka membalas dendam dan memusuhi se-sama manusia. Dia diludahi untuk setiap cacian yang keluar dari mulut kita, menabur gosip, menjelekkan dan ber-saksi dusta tentang orang lain. Dia ditelanjangi, padahal kitalah yang berdosa, untuk setiap percabulan kita. Duri-duri mahkota ranting yang menancap di kepada-Nya adalah dosa pikiran, keangkuhan dan kesombongan kita. Paku-paku di palukan kedua tangan-Nya adalah karena dosa perbuatan kita. Paku yang menancap di kaki-Nya adalah karena kita suka menginjak-injak orang lain, kita suka berpesta pora di atas penderitaan orang lain dan kita suka mencelakai orang lain. Lambung-Nya di tikam untuk setiap dosa yang mementingkan diri kita, mencintai harta dan kekayaan, lupa dengan orang-orang lapar dan nafsu serakah. Akhirnya Dia mati karena dosa kita yang tek terbilang banyaknya.
Jalan Salib Jumat Agung
Jumat 10 April 2009 pukul 08:00, di halaman gereja, dengan Tablo Penyaliban Yesus, oleh Mudika (dilanjutkan Pengakuan Dosa)
Ibadat Pekan Suci Jumat Agung Jumat, 10 April 2009 pukul 15:00 (Dengan Penghormatan Salib)

No comments: